Senin, 02 Februari 2015

Sederhana dan Biasa Saja..

Awalnya biasa saja..

Kamu sama dengan yg lain, tak ada yg menarik dari dirimu.
Sampai pada hari itu, ku lihat kau berbalut koko putih bersih dan tersenyum manis. Sempat terdiam ku menatapmu, tetapi dengan cepat aku tersadar dan melepas pandanganku untukmu.
Mulai berdesir darahku, mengalir dengan frekuensi lebih cepat dari biasanya, berdegup jantungku, tak berarturan iramanya.

Baru tau aku, ada makhluk biasa saja yg terlihat indah didekatku. Dan semenjak itu, kamu selalu mampir difikiranku sebelum mata ini terpejam. Satu, dua hari, kamu semakin menghantuiku, entah mengapa, kau menyihirku dengan koko putihmu itu.

Parasmu yg biasa saja, dan gayamu yg santai dan tak berlebihan, justru itu yg membuatmu berbeda dari yg lain. Ada sesuatu yg tak dimiliki oleh mereka, yg aku pun tak tau itu apa. Sampai kuberanikan diri untuk mencari tau tentangmu, sedikit informasi yg kudapatkan, hanya namamu.

Beberapa hari kemudian, masih saja kau memenuhi fikiranku. Semakin tak karuan aku. Kuberanikan diri (lagi), kucari tau kontakmu, DAPAT :)) Senangnya aku malam itu.

Saat aku masih tenggelam dengan perasaan yg entah apa namanya, tak kusangka kau memulai lebih dulu percakapan yg tak ingin ku akhiri itu, dengan kalimat yg membuatku lebih tertarik padamu, Assalamualaikum..
"Waalaikum salam" jawab ku singkat dengan emotic senyum yg semoga kau bisa menafsirkan arti senyum pertamaku itu..

Ya Allah.. Jika ia benar untukku, jatuhkan lah hatiku sejatuh-jatuhnya, dan jika ia bukan untukku, jauhkanlah kami tanpa ada luka yg tergores walau sedikit. Amiin :)

Kita berbincang, saling bertanya satu sama lain, sedikit demi sedikit kita telah mengenal dan tahu kebiasaan masing-masing. Dan kau semakin membuatku tertarik. Tak terasa sampai larut malam, sampai aku tertidur tanpa mengucapkan salam, itu kesalahan pertamaku, maafkan aku :)

Semenjak perbincangan malam itu, aku belum lagi melihat koko putihmu. Bukan tak sengaja, tapi memang karna aku yg terlalu malu untuk menunjukkan wajahku didepanmu, aku takut kamu membaca apa yg tersirat dari pipi merahku. Aku juga tak ingin pertemuan kita karna ambisiku, biarkan Allah yg menentukan waktunya. Bukankah lebih baik seperti itu? Biarkan semua dimulai dengan sederhana dan biasa saja..

Dari aku,
Yg ingin menyandang nama belakangmu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar